Garmin Asus Nuvifone A50
Produk-produk pamungkas kerap menjadi perhatian konsumen karena dianggap bakal menjadi yang terakhir dan harus dikenang. Nuvifone A50 besutan kolaboratif Garmin dan Asus pun mungkin akan bernasib demikian.
Klaimnya kira-kira berbunyi begini: Nuvifone A50 akan menjadi smartphone terdepan dalam teknologi lokasi. Menurut kami ini adalah langkah strategis nan cerdik untuk meretas pasar Android yang tengah naik daun. Sayangnya, Nuvifone A50 justru hadir di saat-saat Garmin dan Asus siap-siap pisah ranjang.
Salah satu aplikasi menarik yang sudah dibundelkan adalah Ciao! Sebenarnya sejak Nuvifone seri terdahulu, aplikasi jejaring sosial berbasis lokasi ini sudah ditanamkan. Kehadiran Ciao! tentu saja mengandalkan GPS receiver, kekuatan andalan Garmin.
Mengenai kemampuan GPS Nuvifone A50, boleh diacungi jempol. Ketika kami jajal di jalanan seputar Jakarta dan Tangerang, penunjukan posisinya cukup akurat. Bahkan
Garmin Asus masih mampu melacak lokasi dan menunjukkan posisi saat kami bawa ke lantai basement gedung kantor kami. Well, memang hasilnya tak seakurat di ruang terbuka.
Kekuatan batere tak perlu dikuatirkan. Dalam kondisi GPS aktif terus menerus sejak pagi, batere Nuvifone ini sanggup bertahan sampai sore hari. Tetapi dengan pemakaian komunkasi normal alias beberapa kali telepon dan SMS, browsing sejenak, dan tanpa menghidupkan musik.
Untuk pemakaian di mobil pun, kekuatan batere tidak akan jadi masalah. Oleh sang pembuat, paket Garmin Asus ini sudah menyertakan charger mobil. Plus penyangga khusus untuk pemasangan di kaca atau dashboard mobil. Sayangnya kami tak menemukan pemandu berbasis suara di aplikasi petanya. Padahal ini relatif lebih aman di perjalanan dibanding harus sambil melongok smartphone untuk mengecek jalur perjalanan.
Nah, bagaimana tampilan Garmin Asus Nuvifone A50? Pendapat kami, tampilan perangkat berdesain candy bar ini terkesan elegan dengan kaca satu-potong di bagian depan yang menyatukan layar sampai tombol sentuh. Namun, seperti biasa, pilihan desain semacam ini mudah menyisakan jejak-jejak tangan dan wajah. Namun bagian belakang relatif 'bersih' karena Garmin Asus memasang permukaan yang berbahan mirip karet.
Di sisi lain, desain kaca satu-potong itu membuat layar sentuh terkesan lebih luas, meski sebetulnya hanya 3,5 inci saja luasnya. Di sisi bawah layar bertaburan tombol sentuh Back dan Call di sebelah kiri; tombol navigasi, serta tombol sentuh Menu dan Home di kanan. Bagian tengah tombol navigasi tak bisa digeser-geser, meski penampilannya akan membuat Anda mengira itu adalah sebuah trackpad.
Kemampuan fotografinya terbilang biasa: kamera 3MP tanpa flash dan pengaturan standar. Namun yang unik adalah kemampuan geo-tagging yang disertakan Garmin Asus. Fasilitas sharing ke jejaring sosial pun juga ditemui pada Nuvifone A50 yang berbasis sistem operasi Android 2.1 ini. Aplikasi jejaring sosial populer, seperti Facebook dan Twitter, sudah terpasang sebagai default
Related Posts
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment